Hari ini, setelah hampir empat dekade, saya kembali ke Ambon. Ambon manise. Saya mengenang orang-orang Ambon sebagai orang yang paling ramah di dunia. Dulu saya datang pertama kali ke Ambon, dengan Almarhum papa, mama, tiga orang adik dan seorang saudara sepupu. Adik saya yang nomor tiga, masih tinggal di Medan, menyelesaikan urusan sekolahnya. Tetapi saat ini saya beserta tiga adik perempuan dan seorang anak laki-laki saya serta seorang sahabat kembali ke Ambon. Ketika pesawat akan landing, saya merasa deg - degan. apakah Ambon sudah jauh berubah? . Masih adakah toko Lili, tempat saya jajan dulu. Apakah kantor Pemadam Kebakaran, masih di belakang rumah saya dulu?. Rumah itu sendiri masih adakah?. Apakah jalan AY.Patty dan Sultan Khairun masih dengan nama jalan yang sama?. Hampir 41 tahun yang lalu, saya ke Ambon di usia gadis remaja. Dan sekarang saya datang lagi di usia menjelang 60 tahun. Adalah Helen Julia Loupatty, teman kuliah di fakultas hukum universitas Pattimura angkatan 1982, yang juga teman satu SMA meski beda jurusan di SMAN I Ambon, yang menjadi penyemangat saya untuk datang ke Ambon. Mengingat jauhnya Ambon dari Langsa - Aceh yang menjadi tempat tinggal saya sekarang. Berangkat dari Bandara Kualanamu, sore jam 18.00 WIB.
Tiba di Jakarta jam 20.00 lewat. Dan sekitar jam 23.00, adik saya Itha yang tinggal di Jakarta bergabung dengan kami yang dari Medan. Setelah transit hampir 5 jam. Pukul 01.00 dinihari, hari Senin tanggal 28 February 2022, kami berangkat ke Ambon. Setelah menempuh hampir 4 jam perjalanan , tiba di Bandara Pattimura pukul 7.25 pagi waktu setempat ( WIT), yang berselisih waktu 2 jam dengan waktu Jakarta ( WIB).
Dari sini dimulailah perjalanan selama sembilan hari di Ambon. (I) .Hari pertama, senin, tanggal 28 february 2022 . Dari Bandara Pattimura langsung menuju Pantai Natsepa. Natsepa terletak di Suli, Salahutu, termasuk daerah Maluku Tengah. Di sini kami menginap di The Natsepa Resort & Confrence Center.
Setelah cukup beristirahat,ketika hari hampir sore, naik Oto (angkot) ketempat jual rujak. Rujak Natsepa dari dulu terkenal enaknya.Makan gorengan seperti: pisang goreng,sukun goreng pakai sambal cabai dan tidak lupa menikmati sagu panas, itu kata penjualnya, meskipun ternyata sudah tidak panas lagi.
(2). Hari kedua, selasa, tanggal 01 maret 2022. Hari ini adalah hari ulang tahun adik saya Liz, kami rayakan secara sederhana. Selesai sholat subuh, setelah kejutan tok tok wow di kamarnya dan tiup lilin di kue ulang tahun yang seadanya, kami lanjutkan foto- foto ulang tahun di tepi pantai Natsepa. 
Selesai makan siang, langsung menuju Karang Panjang, melihat patung Christina Martha Tiahahu, pahlawan wanita dari Maluku.Sayang gerbang tertutup, mungkin penjaganya sedang istirahat makan siang. Ingin mengenalkan pada anak laki-laki saya, juga kepada Fira Rowter, sahabat dari Medan yang ikut ke Ambon tentang pahlawan wanita ini. 
Hari ini sarapan pagi yang disediakan hotel adalah bubur ikan cakalang. . 
Kami memulai trip hari ini, ke Pantai Namalatu. Minum air kelapa dan pinginnya makan pisang goreng, tapi sampai kami meninggalkan tempat, pisang gorengnya belum selesai digoreng.
Dari Pantai Namalatu, menuju Pantai Pintu kota. Di pantai ini ada karang yang berlubang, membentuk sebuah gerbang. Dan ini sekarang sudah menjadi landmark kota Ambon. 
Hari ini, kami makan siang di Restoran Terapung Lateri beach di Lateri.Menunya kuliner Ambon, antara lain: es kelapa muda pakai gula merah, dan ikan kuah bening. 
Makan nasi kuning untuk menu makan malam.Nasi kuning dengan telur sambal dan ikan cakalang, tidak ketinggalan abon ikan cakalang. Kami makan malam di Warung nasi kuning Hanny di batu koneng. Seperti nya batu koneng ini daerah baru, dulu seingat saya yang ada hanya batu merah. 
Perjalanan hari ini ditutup dengan berfoto di jembatan merah putih. 
(4). Hari keempat, kamis, tanggal 03maret 2022. Sesuai rencana kami akan berangkat ke Hila. Sebelum berangkat,sarapan pagi pisang goreng dengan sambal di hotel. 
Dalam perjalanan, di daerah Leihitu, ada bagian jalan yang di tutupi rindangnya pepohonan. Seperti biasa kalau ada spot yang bagus kami gunakan kesempatan itu untuk foto- foto.
Dari sebelum Indonesia merdeka, di mesjid ini sudah ada bendera merah putih hanya bentuknya segitiga, di mesjid ini masih ada timbangan kuno, yang dulu dipergunakan untuk menimbang seperti beras zakat, ada juga Al Qur'an yang ditulis oleh imam yang pertama. 
Sebelum meninggalkan mesjid ini, seorang ibu yang rumahnya berada di dekat mesjid, menawarkan untuk melihat kerajinan tangan ibu-ibu pengajian. Alhamdulillah, kami membeli satu buah tas hasil kerajinan tangan ibu- ibu itu. 
Dari mesjid Wapauwe, berpindah ke gereja tua.Gereja Immanuel yang dibangun tahun 1569.Gereja ini hancur akibat konflik di Ambon tahun 1999.Dan gereja yang sekarang adalah Gereja yang sudah di pugar. 
Tidak jauh dari gereja, ada benteng Amsterdam. Benteng ini sudah di renovasi. Sehingga saya yang pernah datang kesini, 40 tahun yang lalu, merasa benteng ini sudah berubah. Pohon besar yang dulu ada di dalam benteng sudah tidak ada lagi. Bagi saya datang ke Hila ini ,adalah yang ketiga kalinya.Pertama kali saya datang kesini, bersama rombongan murid-murid sekolah SMA negeri 1 Ambon, dalam rangka acara semacam karya wisata. Waktu itu, saya dan sebagian teman -teman menginap di sebuah sekolah. Sepulangnya dari kunjungan itu, oleh sekolah kami diharuskan membuat suatu tulisan.Dan saya menulis tentang objek wisata di Hila dan Kaitetu.
Tujuan selanjutnya adalah pantai Liang.Sebelumnya berhenti beli nasi Padang di sebuah warung, masih di daerah Hila, untuk dibawa ke Pantai. Setelah makan siang dengan menu nasi Padang dan minum air kelapa muda, kami naik kole-kole. Pantai Liang termasuk salah satu pantai yang indah di Indonesia. Pantai Liang lautnya berwarna hijau tosca. Cantik sekali. Pengelola pantai Liang, membuat tiang kayu untuk pengunjung bermain volley, mungkin volley pantai maksudnya. Ide yang kreatif. 
Sudah jam 4 sore, tapi masih ada waktu ke Larike, Leihitu barat,untuk melihat belut yang panjang seperti ular, atau bahkan belut raksasa. Warga Larike menyebutnya morea. 
Setelah hampir satu hari berwisata, sekarang waktunya istirahat. (5). Hari kelima, jum'at ,tanggal 04 maret 2022. Memulai hari dengan sarapan pagi di Rumah Kopi Lela.Menunya teh jahe madu hangat dengan kue- kue kuliner Ambon, yaitu pisang asar pakai kenari, gogos isi ikan cakalang.
Sungguh tidak disangka di Rumah Kopi ini bertemu teman sekelas waktu SMA dulu. Ramona Maelissa atau biasa dipanggil Ona Maelissa. 
Sekitar jam sepuluhan bertemu sahabat lama, Rachel L.Patty atau biasa dipanggil Ace.Mengobrol dan lanjut makan siang di cafe sebelah hotel, hingga waktu Dzuhur. 
Selepas waktu Ashar, sebagian dari kami sholat di Masjid Raya Al Fatah. Kemudian mengagumi ukiran -ukirannya sambil foto-foto . 
Dari masjid Raya Al Fatah, ke hotel Tirta Kencana.Duduk menikmati sukun goreng dengan sambal dan pancake 2 scoup ice cream, sambil menunggu sunset. 
Hari ini saya makan malam dengan menu ikan bakar colo-colo dan minumannya ice cincau gula aren, di Teluk Ambon beach Cafe & Resto. 
(6). Hari keenam,sabtu, tanggal 05 maret 2022. Kami bersiap untuk piknik ke Pantai Morella. Tapi sebelumnya foto - foto dulu di hotel, karena siang nanti kami akan pindah hotel. 
Sewaktu melewati jembatan merah putih, masih kurang puas dengan foto-foto yang kemarin. Ini kami berhenti lagi dan foto- foto lagi. 
Pantai Morella, lautnya sangat cantik. Disini kami naik kole-kole, ada yang snorkeling menikmati indahnya bawah laut,karang dan ikan- ikan yang cantik, ada bintang laut berwarna biru. Sungguh mengagumkan. 
Menurut Bapak pendayung kole- Kole, lubang seperti goa ini adalah lubang buaya. 
Sepulangnya dari pantai Morella, setelah check out dari hotel Hero, kami pindah ke Swiss-Belhotel. 
Kemudian acara kulineran.Mulai dari minum es kacang merah di Toko Kue dan Es Pisang Ijo Pemuda terus sambung makan coto Makassar di Coto Makassar Nusantara Wayame Cabang Wayame, kemudian berakhir beli souvernir di Rumah Oleh - Oleh Karya Maluku.
Meskipun hari sudah menjelang senja, tapi itu tak menghalangi untuk jalan- jalan bersama keluarga Bung Rudy Jesajas. Tujuan pertama kami adalah Bukit Paralayang di Airlow (Airlouw). Berlokasi di Desa Airlouw, Kecamatan Nusaniwe.Lebih kurang 30 menit dari kota Ambon. Memandang keindahan laut dari atas bukit. Dari sini kami berpindah ke Walang Resto untuk makan malam dengan menu ikan colo- colo. Makan malam sambil menikmati indahnya jembatan merah putih di malam hari.Dalam perjalanan pulang singgah di tanah Jawa, menikmati keramaian malam.masih ada waktu untuk foto-foto di tengah kota, di depan SMA negeri I , tempat saya dan Helen Julia Loupatty sekolah dulu. 
Di Bukit Paralayang, kebetulan bertemu dengan bung Daniel Pelupessy, teman SMP adikku AIDA . 
(7). Hari ketujuh, minggu, tanggal 06 Maret 2022. Selesai sarapan pagi di hotel, turun ke Pasar Terminal Mardika. 
Sempat juga saya berphoto dengan Oma berpakaian kebaya Ambon, yang sudah jarang terlihat. 
Oleh driver taksi, kami dibawa ke salah satu tempat penyewaan pakaian untuk sewa pakaian tradisional Ambon, untuk sekedar photo. Tetapi ternyata semua sudah menjadi kebaya modern sehingga tidak jadi menyewa. Siang hari saya bertemu teman-teman angkatan 82 Fakultas Hukum Universitas Pattimura, dalam rangka pra reuni di lobby Swiss-Belhotel. Pertemuan di lanjutkan di Sky Bar Swiss-Belhotel sambil menunggu hujan reda, lanjut makan bersama di Wailela Resto & Cafe,dengan menu nasi goreng cakalang, dan acara berakhir dengan foto bersama di jembatan Merah putih. 
(8). Hari kedelapan,senin tanggal 07 Maret 2022. Hari ini tanggal 07 Maret 2022, adalah hari terakhir di Ambon, karena besok pagi akan berangkat pulang. Pagi ini kami jalan ke Poka, mencari buah gandaria. Ketika berada di Pasar Terminal Mardika kemarin, seorang pedagang bilang bahwa sekarang sudah masuk musim buah gandaria, tetapi hari itu penjualnya tidak berjualan, mungkin karena hari Minggu. Jadi setelah sarapan pagi, kami ke Rumah Sakit Sumber Hidup di jalan Antoni Rihebok untuk urusan swab antigen.Kemudian lanjut ke Poka dan bertemu dengan penjual buah Gandaria pas di depan SD Negeri 2 & 4 Hative Besar. 
Di Ambon buah Gandarianya jenis yang rasanya manis asam, dan segar. Selain dimakan begitu saja, juga ada jus Gandaria dan juga dibuat puding. Fien Solissa, khusus membuatkan untuk saya puding Gandaria, Alhamdulillah berhasil saya bawa pulang ke Langsa.
Dari Sibu- Sibu Cafe, kami beralih ke Pusat Ole Ole Petak 10, masih dalam rangka cari oleh-oleh. 
Tidak terasa sudah masuk jam makan siang, pingin makan nasi campur yang cukup populer di kota ini, nasi campur Warung Nasi Supira Semarang, tapi makannya di hotel saja. Letak warung nasi ini berseberangan dengan rumah dinas almarhum papa,tempat kami tinggal dulu. Rumah dinas itu sudah tidak ada lagi. Sudah dibongkar.Kantor Pemadam Kebakaran dibelakang rumah masih ada. Toko Lili sudah pindah lokasi, karena keterbatasan waktu ,tidak sempat belanja kesitu. Semua tinggal kenangan. Sambil menunggu nasi dibungkus, berfoto dengan mama-mama Ambon dan beli buah kenari. 
Sore ini , saya menghabiskan waktu bersama sahabat saya Helen Julia Loupatty. Mulai dari hotel kami berjalan kaki melewati sekolah kami dulu. 
Dari depan SMA 1, naik taksi ke Warung Katong. Menikmati indahnya sore di pinggir laut dengan hembusan anginnya, menonton anak-anak sekolah cebur-ceburan di pinggir laut. 
Ngobrol sambil makan pisang goreng dan sukun goreng. 
Alhamdulillah bertemu dengan ibu Widya Pratiwi Murad, isteri gubernur Maluku yaitu Bapak Murad Ismail dan foto bersama.Ternyata ibu Widya Pratiwi pernah tinggal di Medan.Seorang wanita yang cantik dan ramah. Di Warung Katong ini saya bertemu dengan adikku Itha beserta teman-temannya.
Pulang dari Warung Katong, sesampainya di hotel sudah ada Ace Patty, disusul Fien Solissa. Muncul juga Darmi Marasabessy, yang baru sampai dari Jakarta. Jadilah kami makan malam bersama di Rooftop Hotel.Malam ini semakin membahagiakan karena penyanyi yang mengiringi makan malam adalah Bung Arman Herman Epeng Pattiapon, yang juga alumni SMA 1 Ambon, menyanyikan lagu Sio Mama dengan suara merdunya. 
Mengingat besok sebelum subuh, sudah harus berangkat ke Bandara, maka malam ini sudah harus packing barang.Ada banyak oleh-oleh dari teman-teman, ada minyak kayu putih, ada bahan batik Ambon motif bunga cengke. 
(9). Hari kesembilan,selasa tanggal 08maret 2022. Tepat adzan subuh berkumandang, kamipun sampai di Bandara Pattimura. 
Selamat tinggal Ambon. Sampai jumpa. Amato.Kota Ambon ibu negeri tanah Maluku.Apa tempo Beta Lia ose lai.
Kami memulai trip hari ini, ke Pantai Namalatu. Minum air kelapa dan pinginnya makan pisang goreng, tapi sampai kami meninggalkan tempat, pisang gorengnya belum selesai digoreng.
Dalam perjalanan, di daerah Leihitu, ada bagian jalan yang di tutupi rindangnya pepohonan. Seperti biasa kalau ada spot yang bagus kami gunakan kesempatan itu untuk foto- foto.
Berhenti lagi di daerah Petuanan, ada pohon kelapa bercabang dua. 
Dan sampailah di mesjid tua Wapauwe atau disebut juga Wapaue.Mesjid ini sudah ada sejak lebih kurang 600 tahu yang lalu. Mulanya mesjid ini ada di lereng gunung Wawane. Kemudian diturunkan sejauh 6 km ke kampung Tehala. Dan kemudian pindah sendiri dan sampailah di posisi yang sekarang di desa ini tanpa ada yang memindahkannya, lengkap dengan peralatan ibadahnya. Dibawah pohon mangga hutan ( kalau di Jawa disebut Bintaro). Dan di sini disebut Wapao, sehingga disebut mesjid Wapauwe. Sesuai keterangan yang diberikan bapak Yus Iha. 
.
Di daerah lain, buah gandaria termasuk jenis yang rasanya asam, sehingga tidak ditunggu sampai masak pohon sudah dijadikan sayur. 
Pulang dari Poka, kami mencoba kopi Rorobang yaitu kopi campuran rempah-rempah pakai susu, ditaburi kenari ,di Sibu- Sibu Cafe. Kafe ini khas dengan dinding yang dihiasi poster musisi Ambon, terutama musisi zaman dulu.selain menikmati kopi,dan poffertjes kue khas Ambon, kita juga bisa beli souvenir baju kaos. 
Bagus dan teratur cerita nya, enak di baca👌👍
BalasHapusBagus...ceritanya lengkap 👍
BalasHapus