PP INI ( Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia) kali ini menyelenggarakan Kongres Luar Biasa ( KLB), Rapat Pleno Pengurus Pusat Yang Diperluas (RP3YD - Pra Kongres) Dan Pembekalan Dan Penyegaran Pengetahuan di Pekanbaru. Selaku anggota INI, saya mendaftar untuk ikut kongres, sekaligus ingin wisata juga jika waktu memungkinkan. Tiba di Pekanbaru satu hari sebelum acara. Di bandara Sultan Syarif Kasim II Int'l Airport, saya dan teman-teman disambut poster kongres INI, photo-photo dulu kami disitu baru lanjut ke hotel Aryaduta tempat kami menginap.
Hari pertama tanggal 14 Juni 2022, acaranya adalah Pembekalan Dan Penyegaran Pengetahuan. Setelah sarapan pagi di hotel. Kami berangkat menuju Labersa Grand Hotel & Convention Center. Untuk mengikuti acara.
Disela-sela acara ( ISHOMA), saya dan teman-teman, merambah Pasar Bawah. Di sini banyak menjual makanan produk Malaysia, dan banyak pedagang lokal yang menjual kue kering, bahkan ditempat parkir pun ada yang berjualan. Tentu banyak macam dagangan selain makanan , seperti pakaian, karpet, kain bordiran, dan lain sebagainya. Pasar tradisional ini termasuk ikon dari kota Pekanbaru.
Dari Pasar Bawah kami ke Mall Living World. Mall ini termasuk salah satu mall besar dan terbaru. Di sini saya dan teman-teman makan bakso. Salah seorang rekan saya beli sandal jepit dan saya beli sisir.
Untuk makan malam hari ini, saya dan teman-teman sudah merencanakan ingin menikmati gulai ikan Patin, di Pondok Patin H.M.Yunus.Tetapi ternyata tempat makan tersebut sudah dibooking oleh suatu instansi, sehingga untuk malam ini mereka tidak menerima pengunjung pribadi. Oleh supir taksi, kami ditawarkan untuk makan gulai ikan baung, dan dibawanyalah kami ke Rumah Makan Gulai Bauang di jalan Sudirman. Rumah makan ini memang menu utamanya gulai ikan baung, meski ada juga menu lain. Sambal cabe hijau pakai rimbangnya, enak sekali. Yang unik dari Rumah Makan ini adalah walau letaknya di tengah kota sebesar Pekanbaru, tetapi untuk cuci tangan masih tradisional, seperti kita makan di kota-kota kecil di pelosok. Air untuk cuci tangan ditaruh di botol -botol besar dan kita mencuci tangan di baskom. Untuk ikan baung ini, salah seorang orang pegawai saya bilang bahwa almarhumah ibunya suka sekali makan ikan baung. Tetapi sewaktu ia masih kecil, pernah di dengarnya almarhumah ibunya bercerita bahwa di kampung almarhumah ibunya itu di daerah sei yu - kabupaten Aceh Tamiang, ada yang tidak boleh makan ikan baung ini kerena pantangan turun temurun dari leluhur mereka.Wallahu a'lam. Ketika kami makan pun salah seorang rekan bercerita bahwa ikan ini adalah kesukaan ayahnya sampai kemudian berhenti memakannya, karena dilarang untuk makan ikan ini melalui mimpi oleh neneknya. Dan untuk berbagi kebahagiaan dengan ayahnya, ia mengirim photo gulai ikan tersebut kepada ayahnya.
Hari ini tanggal 15 Juni 2022, hari kedua, acaranya adalah kongres luar biasa untuk perubahan anggaran dasar dan kode etik. Setelah sarapan pagi di hotel, saya dan teman-teman berangkat ke Labersa Grand Hotel & Convention Center naik bus.
Acara dimulai lebih kurang jam 10.00 lewat, tetapi karena peserta yang hadir tidak memenuhi kuorum,maka acara di skors selama 3 jam sesuai ketentuan.
Sembari menunggu kongres dimulai, saya dan teman-teman berkeliling di stand Bazaar untuk cuci mata, photo -photo, ngopi.
Sekitar jam setengah dua, acara kongres dimulai,dan jam dua kongres ditutup karena protes anggota mengenai jangka waktu pemberian draft kepada anggota tidak sesuai ketentuan. Akhirnya kongres yang dijadwalkan sampai malam, harus berhenti di sekitar jam 2.00, siang. Sebelum kembali ke hotel, saya dan teman-teman mencoba durian yang dijual di depan hotel Pangeran.Lumayan duriannya cukup enak dan tidak mahal - mahal amat.Tetapi kata supir taksi, ada tempat makan durian yang lebih enak lagi, tapi harganya mahal yaitu di Durian Runtuh.
Dihari ketiga ini, tanggal 17 Juni 2022, sebagian teman sudah ada yang pulang, sebagian lagi masih ikut rapat RP3YD. Saya sendiri memutuskan untuk jalan-jalan disekitar kota Pekanbaru bersama seorang rekan dari Pengda Atim. Dimulai dari sarapan pagi roti merah dan pangsit di Kim Teng. Tempat makan ini sudah ada sejak tahun 1950. Pengunjung pagi ini ramai sekali. Memang Roti merah ini rasanya lezat , begitu juga mie pangsitnya.
Dari KimTeng, ke Masjid Raya Pekanbaru, tidak jauh jaraknya. Mesjid ini peninggalan Kesultanan Siak.Merupakan salah satu mesjid tertua di Riau. Saya menyempatkan untuk sholat Dhuha di mesjid ini.
Mesjid ini sedang dalam renovasi, toilet dan tempat wudhu belum bisa dipergunakan. Jadi masih pakai toilet dan tempat wudhu yang lama yang berada di seberang jalan.
Di sebelah mesjid ada makam Marhum Pekan. Pendiri kota Pekanbaru. Tetapi ketika saya kesitu sedang tutup. Mungkin bukan waktu berziarah.Jadi cuma lihat dari luar saja.
Sekarang menuju Rainbow Hills.Objek wisata yang viral berberapa waktu belakangan ini. Sampai disini bingung juga karena tidak ada petunjuk apapun.Dan setelah dilihat-lihat memang warna tekstur tanah berbeda-beda .Jadi harus jeli mengambil photo, agar terlihat seperti photo - photo yang ada di Instagram.
Dari Rainbow Hills ke Rumah Singgah -Tuan Kadi. Menurut petugas yang berjaga bahwa zaman dulu rumah ini menjadi rumah singgah sultan untuk minum teh disela - sela kunjungan ke daerah kekuasaannya.
Susunan papan yang vertikal, menunjukkan pemilik rumah ini seorang bangsawan atau saudagar, sedangkan susunan papan yang horizontal, menunjukkan pemilik rumah adalah orang biasa, kata petugas tersebut. Tangga naik ke rumah sebelumnya kayu, tapi pada tahun 1928, dirubah menjadi batu.
Di halaman rumah ini, saya menjumpai beberapa remaja putri yang sedang photo-photo, tetapi tidak berkeinginan masuk ke dalam rumah untuk cari tahu tentang Rumah Singgah Tuan Kadi. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat untuk lebih lagi mensosialisasikan objek wisata sejarah ini.
Sudah waktunya makan siang, kami menuju Pondok Patin H.M.Yunus. Di sini menikmati gulai ikan patin, ayam rendang dan minuman es laksamana mengamuk. Untuk es ini sejarahnya kenapa dinamakan es laksamana mengamuk, karena ada seorang laksamana yang mengamuk di daerah yang banyak pohon kuininya. Pohon - pohon kuini, dirontokkan semua buahnya oleh laksamana, masyarakat setempat berpikir apa yang harus diperbuat dengan buah kuini yang banyak itu, akhirnya masyarakat mendapat ide buah kuini dimasak dengan santan dan diberi gula merah, serta sedikit garam.
. Sebenarnya di Medan juga, ini salah satu cara menyajikan buah kuini . Buah kuini dicincang, kemudian dimasak dengan santan dan diberi gula putih dan sedikit garam.
Sudah Dzuhur, ke Masjid Agung An-Nur untuk sholat Dzuhur sekaligus Ashar ( jama'). Mesjid ini besar sekali, dan sholatnya di lantai dua, naik menggunakan eskalator, tetapi ketika saya mau naik, eskalator sedang tidak dapat digunakan, jadi harus naik tangga yang lumayan tinggi.Tempat wudhu dan toilet jauh dari tempat sholat.
Di halaman mesjid, saya bertemu rekan - rekan notaris dari daerah lain, yaitu ibu Otty dan teman-temannya, jadilah kami bersilaturahim dan photo bersama.
Masih ada satu tujuan lagi yaitu kawah biru. Untuk mencapai tempat ini kita harus masuk melalui Borneo Water Park.Bisa jalan kaki atau mengendarai ATV. Mungkin karena baru pandemi, tempat ini seperti kurang terawat.Untuk sekedar photo-photo, bolehlah. Kawah biru ini merupakan bekas galian yang terisi air hujan sehingga membentuk kawah.
Dalam perjalanan pulang ke Hotel, masih menyempatkan berphoto dengan latar belakang perpustakaan wilayah Soeman HS. Beberapa kali putar mobil, untuk cari angel yang tepat, tapi karena mengandalkan kamera HP harus puas dengan hasilnya. Meskipun sudah masuk ke salah satu kantor untuk mendapatkan photo latar yang bagus. Perpustakaan ini bentuk atapnya seperti buku terbuka.
City tour kota Pekanbaru hari ini ditutup dengan makan malam di Cafe Organic Center, dengan salah satu menunya adalah soto Lamongan.
Hari ini Jum'at, tanggal 17 Juni 2022. Satu hari sebelum pulang, saya dan Yuselina teman satu pengda, memutuskan untuk wisata sejarah ke candi Muara Takus, dan wisata alam ke puncak Ulu Kasok (Raja Ampat KW ). Candi Muara Takus terletak di kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, lebih kurang 135 km dari kota Pekanbaru. Dari jalan raya masih 30 menit lagi, masuk ke dalam. Di luar dugaan saya, komplek candi ini cukup terawat. Saya berdiri di bawah pohon bodhi mengagumi kehebatan masa lalu. Selain kami, hari itu ada pengunjung lain satu keluarga yang juga mengagumi candi ini. Candi ini menurut keterangan Bapak Zulkifli, yang menjadi juru kunci, selaras dengan Candi Bahal yang ada di portibi, Kabupaten Padang Lawas - Sumatera Utara. Kalau perayaan Cap go meh, banyak penganut agama Buddha yang berkunjung kesini, kata ibu penjual makanan dan minuman di komplek candi. Candi ini candi tertua di Sumatera. Ada beberapa candi disini, yaitu Candi Sulung ( tua), Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka.
Hari ini Jum'at, tanggal 17 Juni 2022. Satu hari sebelum pulang, saya dan Yuselina teman satu pengda, memutuskan untuk wisata sejarah ke candi Muara Takus, dan wisata alam ke puncak Ulu Kasok (Raja Ampat KW ). Candi Muara Takus terletak di kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, lebih kurang 135 km dari kota Pekanbaru. Dari jalan raya masih 30 menit lagi, masuk ke dalam. Di luar dugaan saya, komplek candi ini cukup terawat. Saya berdiri di bawah pohon bodhi mengagumi kehebatan masa lalu. Selain kami, hari itu ada pengunjung lain satu keluarga yang juga mengagumi candi ini. Candi ini menurut keterangan Bapak Zulkifli, yang menjadi juru kunci, selaras dengan Candi Bahal yang ada di portibi, Kabupaten Padang Lawas - Sumatera Utara. Kalau perayaan Cap go meh, banyak penganut agama Buddha yang berkunjung kesini, kata ibu penjual makanan dan minuman di komplek candi. Candi ini candi tertua di Sumatera. Ada beberapa candi disini, yaitu Candi Sulung ( tua), Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka.
Bapak Zulkifli sebagai juru kunci.
Daun pohon bodhi dalam bentuk puncak stupa.
Dari Candi Muara Takus kembali ke Pekanbaru, masuk sebentar ke objek wisata Raja Ampat KW atau puncak Ulu Kasok. Danau ini adalah danau buatan yang dibuat oleh PLN untuk kepentingan listrik negara.
Sebelum masuk kota Bangkinang, makan siang dulu di rumah makan Kelok Indah. Selain dendeng batokok ada pula ayam batokok. Apakah ayam batokok nanti garing juga seperti dendeng batokok?. Ternyata ayam batokok itu ayam cabai hijau.
Selesai makan, sekarang lanjut sholat jama' Dzuhur dengan Ashar di masjid Raya Al Ittihad, Kecamatan Kuok.
Sebelum memasuki kota Pekanbaru, singgah beli nenas. Nenas Pekanbaru terkenal manis.
Masih ada waktu untuk mencoba durian montong Palu di Durian Runtuh. Memang enak duriannya, sesuai dengan harganya. Meskipun durian yang saya beli ternyata ada satu batu yang busuk dan berulat. Cukup dengan ucapan maaf dari karyawannya. tanpa ada penggantian. Dan saya juga menerima saja permohonan maaf itu.
Di dekat hotel Aryaduta, ada pusat kuliner bundaran Keris.Menjual segala macam jajanan. Di sinilah saya makan malam hari ini. Saya makan bakso dan minum minuman yang namanya laksamana reborn. Bolehlah.
Hari ini adalah waktunya untuk pulang. Mengisi waktu senggang sebelum berangkat ke airport, saya menikmati suasana hotel dulu. Hotel ini cukup luas, selain fasilitas standard hotel seperti kolam renang dan aula untuk acara-acara, lapangannya juga luas untuk Out Bond mungkin, atau sepak bola juga bisa. Di jalan samping hotel banyak warung berjualan makanan, juga buket bunga ataupun boneka untuk acara-acara.
Dalam perjalanan menuju airport, saya minta kepada driver taksi, untuk singgah sebentar ke jembatan Siak IV atau jembatan Sultan Syarif Abdul Jalil Alamuddin, untuk photo kenang-kenangan.
Sambil menunggu berangkat, tak lupa beli bolu Kemojo khas Riau untuk oleh - oleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar