Sampai di kota Meulaboh sekitar pukul 14.00 siang. Setelah istirahat sebentar di Hotel Bin Daod, sehabis ashar kami mulai city tour kota Meulaboh. Tujuan pertama adalah tugu kupiah Teuku Umar. Tugu ini terletak di Kecamatan Johan Pahlawan, di dekat pantai.
Masuk ke tempat ini tidak ditarik bayaran, mungkin ini yang menyebabkan kebersihannya kurang terjaga. Teuku Umar adalah pahlawan nasional, kelahiran Meulaboh dan gugur ditempat ini, karena itu dibangun tugu untuk menghormati dan mengenangnya. Dari tugu kupiah Teuku Umar, kami lanjutkan ke Pantai ujong Kareung atau ujong Karang. Dibibir pantai sudah dipasang batu pemecah ombak, ketika kami berada di sini, ombak sangat kuat, bahkan cipratan air sampai ke batu tempat kami berphoto-photo.
Perjalanan kami lanjutkan dengan wisata kuliner yaitu minum es kacang merah.
Kemudian makan mie Aceh pakai kerang di Mie kerang Amponteeh. Mie Aceh pakai udang, daging, kepiting, sudah sering saya makan, tapi pakai kerang baru kali ini. Rasanya cukup enak.
Sebelum minum es kacang merah tadi, saya sempat berphoto di tulisan Meulaboh, di pantai Kasih. Menjelang malam kota Meulaboh di curahi hujan deras, sehingga kami memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat saja. Pagi ini masih jam 8.00, tetapi kami sudah sampai di warung kopi tubrok di Desa suak Ribee. Untuk apalagi kalau bukan mencoba lagi minum kopi tebalek, karena kemarin waktu di puncak Geurutee terasa kurang mantap, karena belum mahir cara minumnya. Pemilik warung terheran-heran kenapa pagi sekali?. Tetapi begitupun dia tetap melayani dengan baik dan ramah, dengan senang hati membantu mengambil photo ketika sedang minum kopi.
Sekarang saya sudah sampai di mesjid agung Meulaboh yaitu Mesjid Baitul Makmur, mesjid kebanggaan masyarakat Meulaboh. Sepertinya di kota Meulaboh dan daerah Aceh Jaya, mesjid itu khasnya, berwarna putih atau kuning atau warna netral dan hanya kubahnya yang dicat berwarna mencolok seperti merah atau hitam, biru. Tidak jauh dari mesjid, kira-kira lebih kurang 300 meter sebelumnya, berkantor teman saya notaris Cut Ida Khairani, S. H., Mkn. Saya sempatkan mengunjunginya. Kemudian kami sarapan lontong yang rasanya cukup enak. Teman saya itu mengoleh-olehi saya kerupuk kulit kerbau. Memang disini kita melihat hewan peliharaannya kerbau, hampir tidak melihat lembu atau kambing.
Di hotel Bin Daod dipajang souvenir kupiah dan oleh-oleh kopi.
Keluar dari kota Meulaboh kami masih berwisata di pantai Lhok Bubon, berphoto diantara pohon pinus, serasa berada di Nami Island Korea Selatan.
Disini saya minum air kelapa muda pakai gula aren, enak rasanya.
Sambil menikmati pemandangan alam.
Setelah puas menikmati pemandangan di pantai Lhok Bubon, kamipun segera pulang ke Banda Aceh, dan tidak lupa membeli oleh-oleh keladi atau talas yang ditemui di jalan yang termasuk bahan makanan yang disukai masyarakat Meulaboh.