Sudah lama saya memimpikan pergi ke Nepal. Terobsesi dengan photo-photo lorong sempit dan suram di Nepal yang saya lihat di majalah dan buku-buku. Akhirnya di bulan April 2019, impian saya pergi ke Nepal pun tercapai.
Subuh - subuh berangkat ke Sarangkot Hill untuk melihat sunrise di pegunungan Himalaya. Tetapi kami harus kecewa karena matahari tertutup kabut. Meskipun begitu minum teh cinnamon hangat, sambil menunggu terbit matahari, menjadi hal yang berkesan.
Berangkat dari Medan ke Kuala Lumpur naik pesawat Malaysia Airlines, dan transit di Kuala Lumpur baru kemudian dari Kuala Lumpur ke Kathmandu yang waktu tempuhnya lebih kurang 5 jam .Perbedaan waktu antara Medan dengan Kathmandu adalah Medan lebih cepat 1 jam 15 menit dari Kathmandu.
Kathmandu adalah kota yang berdebu, dan kabel listrik cukup semrawut. Tapi ini semua tidak mengurangi rasa kagum saya terhadap Nepal, karena banyaknya warisan dunia di Nepal.
Hari kedua di Kathmandu, setelah sarapan pagi yang cukup enak di Nepal Tara Restoran, kami berangkat ke Kathmandu Durbar Square.

Kathmandu Durbar Square (lapangan Kathmandu Durbar) ,merupakan situs warisan dunia UNESCO. Situs penting untuk ritual Buddha dan Hindu, upacara suci, acara kerajaan dan penobatan raja.









Hanuman Dhoka Palace adalah suatu komplek istana kerajaan Raja Malla dan dinasti Shah di Durbar Square di Kathmandu.

Nama istana Hanuman Dhoka diambil dari gambar batu Hanuman, dewa hindu yang terletak di dekat pintu masuk utama.
Kumari Ghar atau rumah Dewi Kumari dibangun pada tahun 1757 oleh Raja Jaya Prakash Malla. Kumari adalah seorang gadis muda yang diyakini sebagai reinkarnasi dari Dewi Hindu. Kumari kadang-kadang muncul di salah satu jendela. Pengunjung tidak boleh memotret hanya boleh memberi salam.

Dari Kathmandu Durbar Square, kami menuju Patan Durbar Square. Tapi sebelumya kami makan siang dulu di Tasneems Kings Kitchen. Disini ada menu minuman masala coke yaitu coke yang dibubuhi rempah- rempah.

Setelah makan siang kami lanjutkan perjalanan ke Patan Durbar Square. Patan Durbar Square ini terletak di pusat kota Lalitpur (kota yang cantik).
Sundari Chowk merupakan bagian istana kerajaan malla. Ada tangki air cekung yang diukir dikenal sebagai Tusha Hiti. Tangki air ini memiliki 72 plakat batu berukir yang menggambarkan dewa Tantra dan digunakan oleh raja untuk membasuh ritual.


Menuju Boudhanath Temple. Meski bagi sebagian orang temple ini biasa saja, tetapi bagi saya sangat menarik, melihat kegiatan religius dan ritual orang-orang disini. Kuil ini Kuil terbesar di Nepal. Dibangun tahun 590 - 604 M. Berbentuk segi delapan, ada roda doa dan dihiasi kain warna-warni yang digantung dan bertuliskan doa .
sore hari ini juga kami jalan ke Pashupatinath Temple. Kuil ini Kuil Hindu Siwa terletak di tepi sungai Bagmati di bagian timur Kathmandu. Kuil ini tercantum dalam situs warisan dunia UNESCO. Hanya Ummat Hindu yang boleh masuk kedalam Kuil. Untuk pengunjung non Hindu hanya boleh melihat dari sisi lain sungai Bagmati. Kuil ini dianggap paling suci diantara kuil-kuil dewa Siwa. Karena ada larangan tidak boleh pakai sepatu, dan telapak kaki saya termasuk jenis yang mudah luka kalau tanpa sepatu dan karena sudah lelah juga satu hari perjalanan. Akhirnya saya hanya duduk melihat orang-orang lalu lalang.
Hari ini kami berangkat ke Pokhara. Perjalanan ke Pokhara dijadwalkan sampai 6 jam perjalanan, tetapi hal ini lebih kepada karena sebagian jalan yang kurang bagus. Makan siang di Hamlet Restaurant. Tempat ini suasananya rindang dan teduh. Cocok untuk tempat istirahat sebentar bagi orang yang dalam perjalanan jauh. Makanannya juga enak.
Sesampainya di Pokhara hari sudah menjelang sore, tidak ingin membuang waktu , perjalanan lanjut ke Phewa Lake. Kemudian naik perahu ke kuil Tal Barahi.
Pokhara ini tempat para pendaki gunung memulai trekking ke Annapurna Base Camp. Gunung Annapurna merupakan salah satu puncak tertinggi pegunungan Himalaya. Subuh - subuh berangkat ke Sarangkot Hill untuk melihat sunrise di pegunungan Himalaya. Tetapi kami harus kecewa karena matahari tertutup kabut. Meskipun begitu minum teh cinnamon hangat, sambil menunggu terbit matahari, menjadi hal yang berkesan.
Pagi ini acaranya adalah ke Davi's Fall. Masyarakat setempat menulisnya Devi's Fall. Padahal yang benar adalah Davi's Fall. Pada tanggal 31 Juli 1961,Mrs.Davi tenggelam disini karena air meluap,dan meninggal. Setelah kejadian itu , air terjun ini dinamakan Davi's Fall. Orang Nepal menamakan air terjun ini "Patale Chhango" artinya air terjun dunia bawah.
Setelah melihat-lihat dan belanja souvenir, kami bersiap ke Gupteshwar Mahadev Cave. Tetapi sebelumnya saya dan rombongan berphoto dengan pedagang yang merupakan pengungsi Tibet di Nepal dan diberi pinjaman baju tradisional mereka untuk berphoto.
Dari tempat ini saya dapat mengambil photo gunung Annapurna, walaupun yang tampak cuma puncaknya sedikit saja.
Gupteshwar Mahadev Cave letaknya tidak jauh dari Davi's Fall. Disini didalam gua ada temple untuk ummat Hindu. Saya tidak turut masuk ke gua hanya menunggu diatas saja.

Selanjutnya ke Tibetan Refugees. Tempat ini adalah perkampungan pengungsi Tibet di Nepal. Disini mereka melanjutkan hidup di perantauan. Pengungsi yang ada disini sudah mencapai generasi ketiga.

Pagi ini kami bersiap-siap meninggalkan Pokhara. Kota kecil yang menarik dan ramah situasinya. Kami berangkat ke Nagarkot untuk melihat sunset. Disepanjang jalan banyak berpapasan dengan truk yang unik-unik hiasannya. Sempat berphoto dengan salah satu truk. Meskipun yang ini aksesorisnya tidak terlalu unik.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar